D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi
Prosa atau Cerita
Naskah drama juga termasuk karya sastra memiliki ciri khas tersendiri.
Naskah drama terdiri atas uraian cerita dan dialog, namun lebih banyak unsur
dialognya. Dalam naskah drama, tokoh ditulis berjajar di sebelah kiri diikuti
dengan percakapan tokoh tersebut. Sesekali terdapat penjelasan mengenai
gerakan, perilaku, pikiran, atau perasaan si tokoh yang ditulis di dalam
kurung. Memparafrasa naskah drama sama dengan puisi, yaitu kita harus
membacanya untuk memahami jalan ceritanya secara utuh. Jika dalam puisi banyak
terdapat simbol, pada naskah drama, kita harus memperhatikan unsur
berikut.
(1) Pahami setting atau latar cerita.
(2) Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.
(3) Pahami penjelasan tentang tokoh yang
ada di dalam kurun
Setelah mendapatkan kesan secara umum jalan cerita dalam naskah drama,
uraikan kembali cerita drama ke bentuk prosa singkat dengan menggunakan bahasa
sendiri.
E. Pola Penyajian Informasi Lisan
Beberapa pola penyajian atau penyampaian informasi secara lisan adalah
seperti berikut.
1. Pola Contoh
Parafrasa dengan pola contoh dikembangkan memerinci atau memberikan
ilustrasi untuk menjelaskan ide pokoknya.
Contoh:
Pohon pisang merupakan pohon yang banyak fungsinya. Selain buahnya, daun
dan batangnya dapat dimanfaatkan. Daun pisang dapat digunakan untuk membungkus,
sedangkan batangnya dimanfaatkan
untuk membuat perhiasan dalam pernikahan.
2 2. Pola Proses
Parafrasa diuraikan dalam bentuk proses, dengan memerinci cara kerja,
langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan. Parafrasa dengan pola ini
berbentuk uraian ekspositoris.
Contoh:
Berikut ini adalah proses pembuatan lumpia.
Pertama, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.
Kedua, masukkan daun bawang dan ayam cincang, masak selama
kurang lebih tiga menit. Ketiga, masukkan jagung manis, jamur
kancing, bayam, lada, gula pasir, dan bumbu penyedap secukupnya.
Keempat, aduk sampai rata jagung dan bumbu-bumbu tersebut sampai
layu. Terakhir, masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk kurang lebih lima menit dan sisihkan.
1 3. Pola Sebab Akibat
Parafrasa dengan pola ini diawali dengan mengemukakan atau
menggambarkan hal-hal yang menunjukkan sebab dan akhiri dengan suatu akibat.
Contoh:
Mencuci dengan sabun deterjen dapat memudarkan warna tekstil atau bahan
pakaian. Memudarnya warna pakaian terlihat seperti lusuh dan usang. Pakaian
lusuh tidak layak untuk dipakai. Akibatnya, banyak orang tidak menggunakan lagi
sabun deterjen untuk mencuci pakaian.
2 4. Pola Urutan/Kronologis
Parafrasa pola ini pemaparannya diuraikan berdasarkan urutan waktu
dan rangkaian kejadiannya. Parafrasa pada pola urutan/kronologis
bersifat narasi.
Contoh:
Saya mendengar suara kentongan, sepertinya itu pedagang bakmi
lewat. Saya pergi keluar dan membuka pintu pagar, lalu memanggilnya.
Ia berhenti. Pedagang itu seorang laki-laki. Dia bertanya, “Mau pesan
berapa porsi?” Saya jawab “Satu porsi saja.” Kemudian, laki-laki itu
menyiapkan bakmi sesuai pesanan saya. Setelah bakmi selesai dibuat,
saya memberikan uang lima ribu rupiah untuk membayar bakmi
kepada pedagang keliling itu, kemudian saya masuk ke rumah, dan
pedagang berlalu dari depan rumah saya
0 komentar:
Posting Komentar