Memilih Fakta, Opini, dan Menyimpulkan

Rabu, 23 November 2016



Memilih  Fakta, Opini, dan Menyimpulkan
Tujuan utama membaca atara lain untuk memperoleh informasi atau pesan isi wacana. Informasi yang kita peroleh dapat berupa fakta atau opini. Dalam wacana, fakta dan opini berfungsi saling melengkapi. Pengungkapan sebuah fakta kadangkala perlu diperjelas dengan deskripsi yang berupa opini (pendapat) penulis demikian juga sebaliknya. Untuk mengungkapkan opini perlu didukung oleh fakta sehingga opini itu dapat diterima pndengar atau pembaca. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk menentukan informasi yang berupa fakta atau opini.
Fakta berarti suatu hal nyata, benar-benar terjadi, sedangkan opini merupakan pendapat atau pikiran seseorang mengenai suatu hal, pertimbangan, atau saran-saran.
Contoh  fakta:
Pada bulan Juli 1999 dokumen spesifikasi bluetooth versi 1.0 mulai diluncurkan.
Contoh opini:
1.         Perkembangan teekomunikasi di Pulau Jawa dan kota-kota besar di luar Jawa dapat dikatakan sangat pesat, namun masih banyak daerah-daerah terpencil dan terisolasi.
2.         Untuk mengoptimalkan penggunaan komunikasi radio, diperlukan informasi perkiraan kondisi lapisan ionosfir yang terjadi pada saat berkomunikasi.


Membedakan Jenis-Jenis Karangan

Selasa, 22 November 2016



Membedakan Jenis-Jenis Karangan
secara umum, jenis karangan (wacana) meliputi narasi (pengisahan), deskripsi (lukisan/pemerian), eksposisi (paparan), dan argumentasi (pembuktian).
a.    Narasi/pengisahan
Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau kejadian yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita atau plot. Cerita yang diuraikan tersebut dapat berupa cerita faktual (nonfiksi) yang sesuai dengan kenyataan ataupun cerita fiksi (rekaan). Selain itu, narasi lebih memntingkan rangkaian kejadian secara kronologis.
b.    Deskripsi/lukisan/pemerian
Deskripsi ialah jenis karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sehingga pembaca dapat mencitra (melihat, mendengar, mencium, dam merasakan) segala sesuatu yang dilukiskan tersebutsesuai dengan citra penulisnya.
c.    Eksposisi/ekspositori/paparan
Eksposisi merupakan karangan yang berisi uraian/paparan/penjelasan tentang suatu hal atau topik dengan tujuan memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca.
d.   Argumentasi/pembuktian
Argumentasi berasal dari kata argumen atau alasan. Argumentasi merupakan jenis karangan berisi alasan-alasan yang kuat untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan mengemukakan data dan fakta.

Mengenal Ragam Bahasa Media: Koran, Majalah, Komik, dan Media Lain

Rabu, 16 November 2016



Mengenal Ragam Bahasa Media: Koran, Majalah, Komik, dan Media Lain
Ragam bahasa media, seperti koran, majalah, komik, dan media lain-khususnya cetak-memiliki ragam khusus. Bahasa yang digunakan berbeda dengan bahasa ragam tulis yang lain, seperti karya ilmiah, laporan penelitian, ataupun karya yang lain.
Bahasa tersebut digunakan untuk menyajikan berita, iklan, dan kolom-kolom lainnya. Prinsipnya, bahasa tersebut berusaha untuk menyampaikan berita agar dipahami semua kalangan dan tidak menimbulkan makna lain seperti dalam penyusunan headline yang selalu menggunakan ragam khusus dengan menghilangkan imbuhan pada kata kerja. Perhatikan penulisan judul berikut: “Telkom Awali Daftar Pelanggan Prabayar” dan Suplai Seret PGN Tetap Tambah Pelanggan”.
Penulisan judul tersebut dimaksudkan untuk: (1) memperjelas makna, (2) menyatakan bahwa berita tersebut aktual/masih hangat, (3) ciri khusus bahasa jurnalistik, dan (4) asas kehematan.
Tidak berbeda dengan ragam koran, ragam bahasa majalah juga berciri khusus-tidak dimiliki oleh media yang lain. Antara media yang satu dengan yang lain berbeda, sesuai dengan sasaran yang dituju: remaja, pria, wanita, dan lain-lain. Perbedaan inilah yang menandai bahwa setiap media mempunyai ciri khusus.

Denotasi dan Konotasi

Rabu, 02 November 2016

Agar dapat mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, kita perlu:
1. Membedakan denotasi dan konotasi
    Kata denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan maknanya, yaitu ada/tidaknya makna tambahan atau rasa pada kata itu. Contoh:
a. Panjang tangan anak itu hanya 35 sentimeter. (denotasi)
b. Awasilah anak itu karena ia panjag tangan. (konotasi)
2. Membedakan kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya (bersinonim)
    Contoh penggunaan sinonim yang tidak dapat digantikan oleh kata lain:
- Maaf, kemarin aku tidak menghadiri pestamu karena nenekku meninggal.
  (Meskipun kata-kata mati, meninggal, wafat, gugur, dan mampus itu bersinonim, kita tidak akan tega hati  
   untuk berkata bahwa nenekku mampus, bukan?)
Contoh penggunaan sinonim yang bertujuan menghindari pengulangan kata.
    Untuk menempuh cita-cita banyak jalan menuju Roma. Cita-cita dapat digapai dengan cara-cara antara lain:
1. bersungguh-sungguh terhadap bidang yang ditekuni
2. belajar mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang hendak dicapai
3. berbekal pada sikap dan sifat percaya diri
Kata menempuh bersinonim dengan menggapai. Dalam kalimat di atas digunakan bentuk pasif karena kaidah strukturnya. kata jalan menuju Roma bersinonim dengan cara-cara atau banyak cara. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan pengulangan kata agar tidak membosankan.
3. Mencermati pemakaian kata umum dan kata khusus
   Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas/tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Jika kata tersebut mengacu kepada hal atau kelompok yang luas lingkupnya, kata itu disebut kata umum. Sebaliknya, jika sebuah kata mengaju kepada pengarahan-pengarahan tertentu yang bersifat khusus dan konkret, kata itu disebut kata khusus.

Majas/Gaya Bahasa

Rabu, 19 Oktober 2016



Majas/Gaya Bahasa

Dalam berbahasa, baik ragam berita maupun ragam tulis lain, lebih-lebih ragam sastra, selalu dikenal penggunaan majas/gaya Bahasa. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh diksi/pilihan kata yang tepat dalam menampilkan gagasannya. Apalagi jika hendak mendeskripsikan kejadian/peristiwa secara efektif. Untuk keperluan tersebut, pengarang harus memilih kata (diksi) dan menyusun kalimat-kalimat yang bergaya, yang memiliki daya pelukisan. Daya pelukisan atau plastic Bahasa dapat diciptakan melalui penggunaan kata-kata  kiasan, sindiran, perbandingan, dan sebagainya yang disebut gaya Bahasa.
Menurut Badudu, (1975: 70-85) gaya Bahasa dapat dibedakan atas:
1.      gaya bahasa perbandingan;
2.      gaya bahasa sindiran;
3.      gaya bahasa penegasan; dan
4.      gaya bahasa pertentangan.




 

NOVI PURNAMAWATI Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Provided By Free Blogger Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates